Skip to main content

Alasan Wanita Meraih Pendidikan Tinggi

Mendampingimu dengan Gelarku: Alasan Wanita harus Berpendidikan Tinggi Hidup di tengah masyarakat yang masih memegang pandangan mengenai wanita sebagai subjek kedua setelah pria merupakan salah satu tantangan bagi wanita yang ingin berpendidikan tinggi. Setidaknya hal itulah yang pernah saya dengar dan alami secara langsung. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan ternyata masih disertai dengan rasa kekhawatiran para orang tua, khususnya bagi mereka yang memiliki anak perempuan.   Sering kali terdengar anggapan bahwa wanita berpendidikan tinggi akan sulit mendapatkan pendamping telah merisaukan hati para orang tua yang akhirnya juga merisaukan hati anak perempuannya. Banyak alasan klasik yang digunakan untuk mendukung anggapan tersebut, diantaranya adalah : Setinggi apapun pendidikan wanita, nantinya juga akan kembali ke ‘dapur’ Wanita berpendidikan tinggi umumnya menjadi seorang yang tinggi hati dan pemilih Mengejar pendidikan tinggi ...

Alasan Wanita Meraih Pendidikan Tinggi

Mendampingimu dengan Gelarku: Alasan Wanita harus Berpendidikan Tinggi




Hidup di tengah masyarakat yang masih memegang pandangan mengenai wanita sebagai subjek kedua setelah pria merupakan salah satu tantangan bagi wanita yang ingin berpendidikan tinggi. Setidaknya hal itulah yang pernah saya dengar dan alami secara langsung. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan ternyata masih disertai dengan rasa kekhawatiran para orang tua, khususnya bagi mereka yang memiliki anak perempuan.  

Sering kali terdengar anggapan bahwa wanita berpendidikan tinggi akan sulit mendapatkan pendamping telah merisaukan hati para orang tua yang akhirnya juga merisaukan hati anak perempuannya. Banyak alasan klasik yang digunakan untuk mendukung anggapan tersebut, diantaranya adalah :

  • Setinggi apapun pendidikan wanita, nantinya juga akan kembali ke ‘dapur’
  • Wanita berpendidikan tinggi umumnya menjadi seorang yang tinggi hati dan pemilih
  • Mengejar pendidikan tinggi berarti mengabaikan waktu bersama keluarga
  • Pendidikan tinggi tidak menjamin kemudahan dalam mencari pekerjaan 

.
.
.
Sebelum menerima semua alasan tersebut sebagai sebuah kebenaran, berikut ini merupakan alasan, pandangan, dan suara hati para wanita yang memutuskan untuk berani keluar dari stereotipe mengenai wanita berpendidikan tinggi.


1. Membentuk Kepribadian yang Tahan terhadap Badai Kehidupan

Mengenyam pendidikan tinggi, entah itu jenjang Sarjana, Pascasarjana, maupun Doktoral merupakan pintu menuju ‘dunia lain’ dibandingkan dengan dunia semasa sekolah. Semakin tinggi jenjang suatu pendidikan akan membutuhkan kematangan pribadi dalam menghadapi segala tantangan dan tekanan. Berpendidikan tinggi bukan berarti hanya berkecimpung pada masalah membaca buku, jurnal, dan konferensi nasional maupun internasional. Namun, terdapat hal yang sangat penting yang hanya bisa diperoleh saat memasuki jenjang pendidikan tinggi, yaitu pembentukan kepribadian.

Pembentukan kepribadian yang dimaksud disini adalah bagaimana seseorang mampu mengobservasi, menganalisis, dan memutuskan sesuatu yang dihadapinya secara tepat dan disertai segala kesadaran akan tanggung jawab dan risiko yang akan dihadapinya. Melalui pendidikan tinggi, seseorang akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang bukan hanya menyangkut penelitiannya, melainkan juga bagaimakah ia dapat menjelaskan dan mempertanggungjawabkan hasilnya kepada sang Profesor, rekan kerja, maupun kepada masyarakat terkait.

Seseorang yang berpendidikan tinggi nyatanya adalah mereka yang mampu mengendalikan diri dan lebih bisa menghargai, memahami, dan menjadi pendukung bagi orang – orang disekitarnya. Semua pengalaman dan pembelajaran yang telah diperolehnya akan menjadi kekuatan dan pandangan untuk menilai setiap persoalan yang terjadi.

Pendidikan menjadikan seseorang lebih bijaksana, tahan terhadap segala jenis ujian, dan tidak gegabah dalam mengambil suatu keputusan.


2. Pasangan yang Sepadan

Manusia pada hakikatnya telah diciptakan berpasangan. Mencapai kesempurnaan tentunya akan menjadi tujuan seseorang ketika ia menemukan sang belahan jiwa, dimana sebuah kesempurnaan akan dicapai apabila sesorang menemukan pasangan yang sepadan  dengannya. Sepadan berarti seimbang, sama, memiliki visi dan misi yang sejalan. 

Wanita hendaknya menjadi rekan kehidupan bagi seorang pria, terutama dalam menghadapi kehidupan dengan segala suka dan dukanya. Hal ini berarti pria bukanlah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab akan segala yang terjadi dalam suatu hubungan dan keluarga. Namun, wanita hendaknya menjadi kekuatan bagi sang pria dalam menjalani kehidupan sehingga apapun yang terjadi merupakan tanggung jawab bagi ‘mereka’ dan bukannya hanya menjadi tanggung jawab bagi ‘dia’ semata. 

Wanita berpendidikan akan lebih mampu untuk menempatkan dirinya dan merupakan rekan yang handal dalam segala situasi.


3. Pancaran kecantikan alami seorang wanita

Tidak bisa dipungkiri bahwa cinta jatuhnya dari mata turun ke hati. Kecantikan wanita adalah salah satu daya tarik pertama yang memberikan kesan bagi seorang pria. Kecantikan lahiriah hendaknya juga disertai dengan kecantikan hati dan kepribadian yang baik.

Kecantikan lahiriah akan memudar termakan usia, namun kecantikan hati dan kepribadian yang unggul menjadikan wanita bersinar selamanya.


4.  Pengaruh Positif bagi Lingkungan Sekitar

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu hidup dalam masyarakat dimana setiap perbuatan manusia akan berpengaruh terhadap manusia lainnya. Melalui pendidikan, wanita akan terbiasa untuk berpikiran dan bertindak secara positif. Hal ini tentunya akan mempengaruhi situasi disekitarnya agar menjadi lebih positif pula.

Wanita adalah medan magnet yang memberi pengaruh bagi sekitarnya.


5. Kebanggaan bagi Keluarga, terutama bagi anak-anaknya

Wanita berpendidikan tinggi akan menjadi sebuah kebanggaan bagi keluarganya, terutama bagi anak – anak yang dilahirkannya. Seorang anak akan memperoleh kesempatan untuk diajari langsung oleh seorang yang berpendidikan dan guru kehidupan sejak lahirnya ‘tanpa perlu’ menghadiri perguruan tinggi. 

Ibu yang berpendidikan akan menghasilkan generasi yang unggul baik dalam bidang teknologi maupun pemahaman mengenai kehidupan.



Comments

Popular posts from this blog

Tidak ada Pesta yang tak Berakhir

No Feast Last Forever: Hanya ada 3 hari kehidupan Tidak ada pesta yang tidak berakhir, begitu pula dengan badai yang menghempas kehidupan. Semua akan berakhir ketika waktunya telah tiba. Kisah kehidupan Oei Hui Lan, putri kedua orang terkaya di Asia Tenggara yang merupakan ‘Raja’ Gula asal Semarang telah membawa Saya pada suatu permenungan tentang kehidupan. Oei Hui Lan yang sejak lahirnya telah terbiasa dengan hidup mewah dan gaya hidup yang berfoya-foya  merupakan gambaran jerat kebahagiaan semu yang ditawarkan oleh harta duniawi. Godaan akan selalu muncul untuk menawarkan kemudahan, kekuasaan, dan kehidupan yang seloah kekal abadi. Sebagai manusia, tentu saja sangat mudah untuk terjerumus dalam godaan tersebut seperti yang dialami oleh Hui Lan. Penyesalan dan kesadaran memang selalu datang di akhir cerita namun tentunya akan jauh lebih baik ketika manusia mampu untuk mengendalikan dirinya sebelum ia dikendalikan oleh godaan duniawi. Mengutip pendapat Oei Hui Lan pada ma...