Mendampingimu dengan Gelarku: Alasan Wanita harus Berpendidikan Tinggi Hidup di tengah masyarakat yang masih memegang pandangan mengenai wanita sebagai subjek kedua setelah pria merupakan salah satu tantangan bagi wanita yang ingin berpendidikan tinggi. Setidaknya hal itulah yang pernah saya dengar dan alami secara langsung. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan ternyata masih disertai dengan rasa kekhawatiran para orang tua, khususnya bagi mereka yang memiliki anak perempuan. Sering kali terdengar anggapan bahwa wanita berpendidikan tinggi akan sulit mendapatkan pendamping telah merisaukan hati para orang tua yang akhirnya juga merisaukan hati anak perempuannya. Banyak alasan klasik yang digunakan untuk mendukung anggapan tersebut, diantaranya adalah : Setinggi apapun pendidikan wanita, nantinya juga akan kembali ke ‘dapur’ Wanita berpendidikan tinggi umumnya menjadi seorang yang tinggi hati dan pemilih Mengejar pendidikan tinggi ...
No Feast Last Forever: Hanya ada 3 hari kehidupan
Tidak ada pesta yang tidak berakhir, begitu pula dengan badai yang menghempas kehidupan. Semua akan berakhir ketika waktunya telah tiba. Kisah kehidupan Oei Hui Lan, putri kedua orang terkaya di Asia Tenggara yang merupakan ‘Raja’ Gula asal Semarang telah membawa Saya pada suatu permenungan tentang kehidupan. Oei Hui Lan yang sejak lahirnya telah terbiasa dengan hidup mewah dan gaya hidup yang berfoya-foya merupakan gambaran jerat kebahagiaan semu yang ditawarkan oleh harta duniawi. Godaan akan selalu muncul untuk menawarkan kemudahan, kekuasaan, dan kehidupan yang seloah kekal abadi. Sebagai manusia, tentu saja sangat mudah untuk terjerumus dalam godaan tersebut seperti yang dialami oleh Hui Lan. Penyesalan dan kesadaran memang selalu datang di akhir cerita namun tentunya akan jauh lebih baik ketika manusia mampu untuk mengendalikan dirinya sebelum ia dikendalikan oleh godaan duniawi.
Mengutip pendapat Oei Hui Lan pada masa senjanya “ Berkenalan dengan kaum ningrat dan orang berduit tidaklah penting. Otak dan kepribadian lebih penting. Kita bisa menderita akibat haus kekuasan, tetapi kita bisa mendapat kesenangan dari sikap hormat, kesederhanaan, dan sifat lurus. Kita seharusnya menghargai orang – orang lain dan hidup ini, seperti kata ibu: kita harus puas dengan yang kita miliki.”
Apapun bentuk godaan, kesedihan, dan kebahagiaan dalam hidup ini, ingatlah bahwa roda kehidupan terus berputar. Sesungguhnya kehidupan adalah ‘permainan’ waktu dan bagaimanakah kita mampu bertahan dan memaknainya. Seorang pemain yang handal akan mampu untuk menarik makna di balik setiap peristiwa dan menggunakannya sebagai senjata untuk berperang dalam medan kehidupan ini.
Setiap manusia sesungguhnya telah memiliki senjata ampuh dalam dirinya untuk menjalani kehidupan, seperti dikatakan oleh Hui Lan ‘Otak dan kepribadian lebih penting.’ Sekarang yang menjadi kunci utama adalah bagaimana manusia mengasah dan menggunakan senjata tersebut untuk mencapai kehidupan yang didambakannya. Hal mendasar yang perlu dilakukan adalah mengenal diri sendiri dan memaknai setiap peristiwa dalam 3 hari kehidupan manusia.
1. Hari Kemarin
Aku tak dapat kembali ke hari kemarin karena aku telah menjadi pribadi yang berbeda. Waktu terus berjalan tanpa henti dan tak mungkin kembali. Penyesalan akibat apa yang terjadi di hari kemarin adalah suatu kelemahan yang menjauhkan manusia dari anugerah yang bisa di peroleh pada hari ini. Kekecewaan, penyesalan, ketidakpuasan yang ditimbulkan dari perubuatan pribadi maupun yang dilakukan oleh orang lain (yang paling kita cintai) sering kali menorehkan luka dan memburamkan akal sehat.
Merupakan hal yang wajar apabila manusia masih terbayang akan hal yang telah berlalu, bahkan berharap untuk mengulang waktu. Namun, seberapa lama kita membiarkan perasaan itu mengekang akal sehat kita. Teruslah berjalan dalam suatu kepercayaan bahwa hal yang telah terjadi merupakan suatu tanda pendewasaan diri kita telah dimulai. Hanya orang yang telah dewasa dan bijaksana yang mampu memaknai kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda. Hari kemarin telah memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk menyelesaikan suatu soal kehidupan.
Bersyukurlah bahwa hari kemarin telah membuat kita menjadi pribadi baru dan jangan biarkan masa lalu menjauhkan orang – orang yang dengan tulus mencintai dan memperhatikan kita.
2. Hari Esok
Manusia boleh saja berencana dan berharap namun hasil akhir tetap saja merupakan sebuah misteri. Ada dua tipe manusia dalam menghadapi hari esok, yaitu manusia yang selalu khawatir dan manusia yang optimis, dimana masing -masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Kekahawatiran bisa muncul dari rasa pesimis dan sikap telalu berhati-hati. Tentu saja alasan yang terakhir juga perlu dipertimbangkan dalam menghadapi hari esok. Sikap hati- hati yang lebih tepat dikatakan sebagai antisipasi akan segala kemungkinan yang dapat terjadi di hari esok akan membuat manusia menjadi lebih bijaksana untuk menerima segala hasil yang akan diperoleh. Seorang yang pesimis dan kurang bijaksana akan lebih sering di dera oleh rasa takut akan kegagalan, ancaman, keekcewaan, dan berbagai hal yang belum tentu terjadi.
Optimis dalam menyambut hari esok adalah sikap positif yang mampu menggerakan kehidupan dan menjadikannya lebih berwarna. Orang yang bersikap optimis lebih cenderung memandang hari esok sebagai sebuah pencapaian dari hasil kerja yang telah dilakukannya selama ini. Ketakutan dan rasa khawatir tidak pernah melintas dalam pikirannya (mungkin melintas namun hanya sesaat) karena ia selalu berpikir positif dan memiliki seribu macam cara untuk memaknai hari esok. Akan tetapi, perlu disadari bahhwa sikap optimis hendaknya diimbangi dengan kesadaran bahwa apapun yang terjadi belum tentu sesuai harapan kita. Selain bersikap optimis, hendaknya juga siap mengadapi segala konsekuensi yang muncul.
Jangan pernah menyalahkan diri sendiri apalagi orang lain apabila yang kita harapkan tidak bisa terwujud. Ingatlah semua akan terjadi bila itu memang yang seharusnya terjadi, tidak ada orang yang bisa mengubah takdir.
3. Hari Ini
Hiduplah pada hari ini. Hari kemarin dan hari esok memiliki kisahnya tersendiri. Janganlah menunda apa yang bisa dikerjakan hari karena hari esok belum tentu tiba atau sesuai dengan harapan kita. Kepribadian yang baik akan menghasilkan pemikiran bijaksana dan mampu mengarahkan kita kepada kepenuhan dalam hidup. Jadikanlah berarti setiap detik dalam hidup ini dan berikanlah yang terbaik yang dapat dilakukan. Apa yang kita lakukan sesungguhnya juga berpengaruh bagi orang yang lain.
Jadi, hiduplah sesuai dengan passion dan dan berikanlah yang terbaik bagi sesama.
Comments
Post a Comment